Review Novel Alpha
Judul : Alpha
Penulis :
Nathalia Theodora
Penerbit : Moka
Media
Tempat Terbit :
Jakarta Selatan
Tahun Terbit :
2014
Cetakan :
Pertama
Ukuran : 12,7 x
19 cm
Halaman : iv +
260
Namaku
Violet. Adalah takdirku menjadi Makary, menjaga dunia kami tetap ada. Karena
jika kami mati, monster penghancur dunia akan bangkit. Kami pernah hancur dan
takkan pernah membiarkannya terulang kembali.
Lalu
aku bertemu dengannya, Jesse. Ia begitu indah, begitu sempurna. Bersamanya aku
bebas. Bersamanya aku menemukan kebahagiaan yang yang tak pernah kurasakan.
Tetapi dapatkah aku memercayainya?
Ia
adalah bagian dari suku Gruev, bangsa yang ingin menghancurkan kami,
membangkitkan monster itu.
Ia
adalah android.
Dan
ia, diciptakan untuk membunuhku.
***
Kisah cinta
antara manusia dan android
Violet, seorang
manusia yang ditakdirkan menjadi Makary. Makary adalah sebutan untuk sebuah
generasi pada suku Makaros. Dalam setiap generasi akan lahir tiga belas Makary.
Takdirlah yang membuat mereka memiliki darah Makary, mereka dilahirkan untuk
menjaga dunia agar tetap ada. Tugas Makary hanyalah untuk bertahan hidup,
karena selama Makary masih hidup monster itu akan tetap tertidur, dan jika ia
bangun maka dunia ini akan hancur. Setiap Makary memiliki pengawal
masing-masing. Tujuannya untuk melindungi mereka.
Di lain tempat
ada sebuah suku lagi yang menjadi musuh suku Makaros, suku itu ingin menguasai
dunia, mereka yakin bisa menguasai dunia dengan menggunakan monster itu, nama
suku tersebut adalah suku Gruev.
Pernah pada
suatu generasi, monster tersebut berhasil dibangkitkan karena suku Gruev
berhasil membunuh semua Makary. Itu sebabnya monster tersebut berada di bawah
kendali mereka. Namun pada akhirnya monster itu kembali tidur dan suku
Gruev tidak berhasil membangkitkan monster tersebut. Kebangkitan monster yang
kedua bukan karena suku Gruev melainkan karena para Makary mati disebabkan
terserang penyakit. Monster itu bangkit, namun tidak ada yang mengendalikan.
Akibatnya dunia ini hancur, lebih parah dari sebelumnya. ratusan juta orang
mati. Namun setelah monster itu kembali tertidur, orang-orang mulai membangun
kembali dunianya yang sudah hancur.
Generasi
setelahnya adalah generasi Violet, merupakan masa yang paling sulit karena
manusia belum sepenuhnya pulih dari kebangkitan monster itu.
Jumlah suku
Gruev lebih sedikit dari suku Makaros. Dan akhirnya mereka menciptakan sesuatu
yang dapat menambah jumlah mereka. Suku gruev menyebutnya android. Semacam
robot yang mirip dengan manusia. Mereka menciptakan android sesempurna mungkin
dan semirip mungkin dengan manusia, bahkan kepala suku mereka memasukkan emosi
kedalam system android tersebut. Ada dua jenis dari android itu, Red android
yang disebut Alpha dan Blue android yang disebut Beta. Yang paling berbahaya
adalah Alpha sebab mereka memiliki kecerdasan yang tinggi.
Salah satu
android itu bernama Jesse. Jesse termasuk android Alpha, ia ditugaskan untuk
membunuh para Makary. Namun ide memasukka emosi kedalam system android itu
bukanlah ide yang bagus. Jesse malah terpesona dengan keberanian Violet, dan ia
pun jatuh cinta kepada Makary yang seharusnya ia bunuh itu. Jesse mampu
merasakan kehangatan, rasa nyaman ketika bersama Violet, hal itulah menyebabkan
ia ingin selalu melindungi Makary tersebut.
Pandangan saya
mengenai Novel Alpha
Kelebihan dulu
ya :D Menurut saya novel ini cukup bagus terutama bagi mereka yang suka
berfantasy. Novel ini seakan memiliki kekuatan yang membuat saya untuk membuka
halaman selanjutnya. Dari bagian awal saya sudah dibuat penasaran dengan jalan
ceritanya. Saya juga suka dengan covernya, karena mencerminkan isi cerita.
Dalam banyangan saya gambar pada cover ini adalah potret Violet dan Jesse. Ide
cerita novel ini juga keren tidak terlalu berpusat pada masalah percintaan.
Apalagi novel ini menceritaka tentang kisah cinta manusia dan android yang
mungkin akan membuat kita lebih berfantasy, membayangkan bagaimana kehidupan
mereka selanjutnya, setelah Violet bebas sebagai Makary.
Untuk karakter
tentunya saya menyukai karakter utama yaitu Violet dan Jesse. Disini Violet
digambarkan sebagai gadis yang nakal. Nakal dalam artian sering mengacuhkan
perintah dan tidak menaati peraturan, seperti menyelinap ke hutan melalui jalan
rahasia, dia juga gadis yang hanya memikirkan diri sendiri, dia selalu
memimpikan kebebasan, kebebasan dari tugasnya menjadi Makary. Tapi dia berubah
setelah bertemu Jesse, ia menjadi gadis yang memikirkan orang lain bahkan ia
bersedia mengorbankan nyawa untuk Jesse yang sangat dicintainya. Dan sosok
Jesse digambarka sebagai android yang kuat, dia memiliki mata merah berkilau,
memiliki kuku yang setajam pisau tubuh yang keras namun kulitnya sangat
lembut, bahkan lebih lembut dari kulit Violet. Awalnya Jesse ingin membunuh
Violet, namun setelah melihat keberanian Violet yang tidak takut mati ia malah
berbalik melawan kepala suku yang telah menciptakannya, ia ingin melindungi
Violet. Tapi selain Jesse dan Violet ada satu karakter lagi yang membuat saya
tertarik dan dia adalah jeng jeng jeng. . . .:D CARLOS. Carlos
merupakan pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Violet. Entah kenapa sosok
pengawal ini mampu menarik perhatian saya. Mungkin karena diceritakan Carlos
adalah pengawal terkuat dan ia sangat setia kepada kepala sukunya, Kakek Rufus.
Awalnya saya berharap Violet akan bersatu dengan Carlos, tapi setelah
kedatangan sebuah android bernama Jesse, membuat saya sedikit mengalihkan
perhatian kepada android Alpha tersebut. Selain tiga orang itu karakter
pendukung lainnya juga mempunyai porsi yang pas. Penulis mampu memposisikan
setiap karakter tersebut.
Oke…sekarang
kita menginjak pada kekurangan novel Alpha ini :D Setelah membaca novel ini
saya menangkap beberapa kekurangan, diantaranya. Setting waktu dan tempat di
novel ini tidak tertera. Dan saya pun bingung zaman apa yang ada pada novel
ini, masa depan atau masa lalu. Apakah novel ini menceritakan tentang
dunia dystopia? Saya tidak bisa menjelaskan. Setting tempat
pun saya juga tidak bisa menjelaskan di dalam atau di luar negeri. Saya juga
tidak bisa membayangkan seperti apa manusia yang lainnya hidup, dan bagaimana
kehidupan orang-orang di luar sana. Selain itu Bahasa dalam percakapan pada
novel ini kurang pas atau kurang sesuai. Seperti kata “nggak” menurut
saya akan lebih pas jika menggunakan kata “tidak” atau
kata ”aja” akan lebih pas jika menggunakan kata “saja”.
Untuk selebihnya gaya Bahasa dalam pendiskripsian di novel ini cukup bagus. Dan
lagi semoga tulisan typo tidak lagi terdapat pada karya dan cetakan lainnya.
Buku ini cocok
sekali untuk kalian yang suka dengan fantasy, semoga penulis semakin berkarya
dan semakin banyak penulis negeri yang menciptakan buku-buku berbobot.
Salam
terimakasih untuk penulis dan penerbit J
Beberapa
kutipan dalam novel ini
“Aku suka
berbicara dengan manusia,” kata Jesse. “Aku jadi bisa belajar banyak dan itu
sangat berguna untukku. Aku memang bisa bicara dengan Alpha yang lainnya, tapi
aku nggak akan mendapat pengetahuan apapun.” (82)
Melihat Jesse,
aku baru menyadari sesautu. Jesse adalah kebebasan yang kucari selama ini.
(139)
Bersamanya, aku
bebas. Bersamanya, aku bisa berada di lembah yang indah ini. Dan bersamanya,
aku bisa tertawa sambl berlari seperti ini. (139)
“Cinta adalah
sesuatu yang sangat rumit,” kataku. “Kamu nggak bisa mempelajarinya begitu saja.”
(142)
Mendadak aku
sadar. Jika bagiku Jesse adalah simbol kebebasan, maka baginya, aku adalah
simbol kebernian. Kami menjadi simbol untuk satu sama lain, dan itulah yang
membuatnya mencintaiku… (144)
Aku tidak tahu
apakah kami bisa disebut pacaran. Jesse tidak pernah memintaku jadi pacarnya.
Tapi menurutku dia memang tidak perlu melakukan itu. Kami saling mencintai dan
itu saja sudah cukup. (257)
Scene yang
sangat saya sukai
“Apa kamu nggak
mau turun?” Jesse mendongak.
Aku memutar
bola mataku. “Tentu saja aku mau turun.” Sahutku. Memangnya dipikirnya aku mau
di pohon ini sampai tua? “Tapi aku takut.”
“Lompatlah,”
perintah Jesse. “Aku akan menangkapmu.” (108)
“Cinta,” jawab
jesse. “Aku merasa seperti ada yang aneh di dadaku. Rasanya begitu…hangat. Dan itu
terjadi setiap kali aku memikirkanmu. (141)
“Tapi semua itu
nggak sia-sia,” kata Jesse. Dia merapikan rambutku yang tertiup angin.
“Akhirnya kamu menjadi pacarku.”
Aku tertawa.
“Apa kamu tahu arti pacaran?”
“Aku tidak
tahu,” jawab Jesse polos. “Aku hanya sering mendengar orang-orang mengatakan
kamu itu pacarku. Sepertinya artinya bagus.” (257)
“Aku nggak suka
melihatnya terus-terusan berada di dekatmu,” aku Jesse.
Aku mengangkat
alisku. “Kenapa?”
“Nggak ada
alasan,” Jawab Jesse. “Aku hanya nggak suka.”
Aku berusaha
menahan senyumku. Mendadak aku ingin menggoda Jesse. “Apakah kamu cemburu
padanya?”
“Cemburu?”
tanya Jesse bingung. “Apa itu cemburu?” (258)
“Di desa ini
aku memiliki kakek yang selalu menasehatiku, Carlos yang selalu menjagaku, Bi
Edna yang selalu mengurusku, dan para Makary lainnya yang selalu menemaniku.
Tapi setelah aku pergi dari desa nanti, aku akan menjadi seorang diri.”
(259-260)
Komentar
Posting Komentar